BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Biologi
(ilmu hayat) adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa
Belanda "biologie", yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa
Yunani, βίος, bios ("hidup") dan λόγος,logos ("lambang", "ilmu").
Dahulu sampai tahun 1970-an digunakan istilah ilmu hayat (diambil dari bahasa
Arab, artinya "ilmu kehidupan").
Biokimia
adalah studi tentang susunan kimia sel, sifat senyawa serta reaksi kimia yang
terjadi dalam sel, senyawa-senyawa yang menunjang aktivitas organisme hidup
serta energi yang diperlukan atau dihasilkan.
Proses
biokimia sudah dikenal sejak zaman mesir kuno dan cina kuno. Mesir dan Cina,
melakukan proses biokimia karena keyakinan bukan karena pemahaman.
Masyarakat
Mesir melakukan peragian jus buah, perawatan penyakit dengan zat-zat dari
tumbuhan. Masyarakat Cina percaya bahwa manusia tersusun atas lima unsur: air,
api, kayu, metal dan tanah. Kelimanya harus dijaga keseimbangannya agar tetap
sehat.
Salah
satu sub materi yang dipelajari dalam biokimia adalah tentang seluk beluk
protein. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Protein
memiliki empat tingkatan struktur yang bersifat hirarki. Artinya, protein
disusun setahap demi setahap dan setiap tingkatan tergantung dari tahapan di
bawahnya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang
seperti yang diuraikan di atas, dapat ditarik atau dibuat beberapa rumusan
masalah, antara lain:
1.
Apakah pengertian protein?
2.
Bagaimanakah pembagian atau klasifikasi dari
protein?
3.
Bagaimanakah struktur dari protein?
4.
Apakah fungsi dari protein?
C. Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah yang
telah dibuat, maka dapat disimpulkan beberapa tujuan, yaitu:
1.
Mengetahui definisi dari protein.
2.
Mengetahui jenis-jenis dari pembagian protein.
3.
Mengetahui struktur protein.
4.
Mengetahui fungsi dari protein.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Protein
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang
berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot
molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung
karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor.
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan
virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain
berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem
kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai
komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai
salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi
organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya dalam
makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat dibagi
ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai mesin
yang bekerja pada tingkat molekular. Protein ini terdiri atas beberapa rantai
peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai
batang yang kaku.
B. Klasifikasi Protein
1.
Berdasarkan bentuknya protein dikelompokkan
sebagai berikut:
a.
Protein bentuk serabut (fibrous)
Karakteristik protein bentuk serabut adalah
rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi untuk tahan
terhadap enzim pencernaan. Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat.
Elasti terdapat dalam urat, otot, arteri (pembuluh darah) dan jaringan elastis
lain. Keratini adalah protein rambut dan kuku. Miosin merupakan protein utama
serat otot.
b. Protein globuler
Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan
tubuh. Protein ini larut dalam larutan garam dan encer, mudah berubah dibawah
pengaruh suhu, konsentrasi garam dan mudah denaturasi. Albumin terdapat dalam telur,
susu, plasma, dan hemoglobin. Globulin terdapat dalam otot, serum, kuning
telur, dan gizi tumbuh-tumbuhan. Histon terdapat dalam jaringan-jaringan
seperti timus dan pancreas. Protamin dihubungkan dengan asam nukleat.
Menurut kelarutannya, protein globuler
dibagi menjadi :
1)
Albumin : laut dalam air terkoagulasi oleh
panas. Contoh : albumin telur, albumin serum.
2)
Globulin : tak larut air, terkoagulasi oleh
panas, larut dalam larutan garam, mengendap dalam larutan garam, konsentrasi
meningkat. Contoh : Ixiosinogen dalam otot.
3)
Glutelin : tak larut dalam pelarut netral tapi
tapi larut dalam asam atau basa encer. Contoh : Histo dalam Hb.
4)
Plolamin/Gliadin : larut dalam alcohol 70-80%
dasn tak larut dalam air maupun alcohol absolut. Contoh : prolaamin dalam gandum.
5)
Histon : Larut dalam air dasn tak larut dalam
ammonia encer. Contoh : Hisron dalam Hb.
6)
Protamin : protein paling sederhana dibanding
protein-protein lain, larut dalam air dan tak terkoagulasi oleh panas. Contoh :
salmin dalam ikatan salmon.
c. Protein konjugasi
Merupakan protein sederhana yang terikat dengan
baha-bahan non-asam amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan
bagian penting DNA dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan
karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam plasma-plasma yang
terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu kasein dalam susu.
Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin dan
hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng.
C. Struktur Protein
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki,
yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier
(tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat). Struktur primer protein
merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan
peptida (amida). Sementara itu, struktur sekunder protein adalah struktur tiga
dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan
oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai
berikut:
alpha helix (α-helix,
"puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk
seperti spiral; beta-sheet (β-sheet,
"lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari
sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau
ikatan tiol (S-H); beta-turn,
(β-turn, "lekukan-beta"); dan gamma-turn,
(γ-turn, "lekukan-gamma"). (Wikipedia,
2009).
Protein memiliki empat tingkatan struktur yang
bersifat hirarki. Artinya, protein disusun setahap demi setahap dan setiap
tingkatan tergantung dari tahapan di bawahnya.
1.
Struktur primer rantai polipeptida sebuah
protein adalah susunan atau urutan bagaimana asam-asam amino disatukan dan
susunan ini mencakup lokasi setiap ikatan disulfida. Struktur primer dapat
digambarkan sebagai rumus bangun yang baisa ditulis untuk senyawa organik.
Urutan, macam, dan jumlah asam amino yang membentuk rantai polipeptida adalah
struktur primer protein.
2.
Struktur sekunder Struktur sekunder protein
bersifat reguler, pola lipatan berulang dari rangka protein. Dua pola terbanyak
adalah alpha helix dan beta sheet. Analisis difraksi sinar-X merupakan cara
yang baik untuk mempelajari struktur protein serabut. Struktur ini terjadi
karena ikatan hidrogen antara atom O dari gugus karbonil (C=O) dengan atom H
dari gugus amino (N-H) dala satu rantai polipeptida, memungkinkan terbentuknya
konformasi spiral yang disebut struktur helix. Bila ikatan hidrogen tersebut
terjadi di antara dua rantai polipeptida, maka masing-masing rantai tidak
membentuk helix, melainkan rantai pararel polepeptida dengan konformasi- β.
Rantai polipeptida denagn konformasi- β ini dihubung silangkan (cross-linked)
oleh ikatan hydrogen sehingga membentuk struktur yang disebut lembaran
berlipat-lipat (pleated sheets).
3.
Struktur tersier adalah lipatan secara
keseluruhan dari rantai polipeptida sehingga membentuk struktur 3 dimensi
tertentu. Sebagai contoh, struktur tersier enzim sering padat, berbentuk
globuler. Struktur tersier terbentuk karena terjadinya perlipatan (folding)
rantai α-helix, konformasi β, maupun gulungan rambang suatu polipeptida,
membentuk protein globular, yang struktur tiga dimensinya lebih rumit daripada
protein serabut. Dengan menggunakan berbagai cara difraksi sinar-x yang teliti,
beberapa protein telah dapat ditentukan struktur tersiernya, seperti misalnya,
hemoglobin, mioglobin, lisozim, ribonuklease, dan kimotripsinogen.
Dari hasil
penelitian didapatkan beberapa fakta mengenai struktur tiga dimensi mioglobin
sebagai berikut:
a.
molekul sangat kompak, dan di bagian dalamnya
terdapat suatu ruangan yang cukup untuk empat molekul air.
b.
Semua gugus R mengutub dari asam aminonya
berlokasi di bagian permukaan molekul dan berhidart.
c.
Gugus R yang tak mengutub dari asam aminonya
tedapart di bagian dalam, sehingga tersembunyi dari larutan medium di luar.
d.
Residu prolin hanya terdapat pada bagian rantai
yang membengkok, yang juga mengandung sisa asam amino yang tak dapat membentuk
α-helix seperti isolesin dan serin.
e.
Konformasi umumnya sama dengan molekul mioglobin
pada hewan menyusui.
Struktur kuaternair Beberapa protein tersusun atas lebih dari satu rantai
polipeptida. Struktur kuartener menggambarkan subunit-subunit yang berbeda
dipak bersama-sama membentuk struktur protein. Sebagian besar protein berbentuk
globular yang mempunyai berat molekul lebih dari 50.000 merupakan suatu
oligomer, yang terjadi dari beberapa rantai polipeptida yang terpisah. Rantai
polipeptida ini juga disebut protomer saling mengadakan interaksi membentuk
struktur kuartener dari proteina olighomer tersebut.
D. Fungsi Protein
Menurut
Winarno (2002), Protein mempunyai bermacam-macam fungsi bagi tubuh, yaitu
sebagai enzim, zat pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, alat pengangkut.
Sebagai enzim
Hampir
semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa makromolekul
spesifik yang disebut enzim; dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi
transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti reaksi kromoson.
Hamper
semua enzim menunjukan daya kualitik yang luar biasa, dan biasanya dapat
mempercepat reaksi sampai beberapa juta kali. Sampai kini lebih dari seribu
enzim telah dapat diketahui sifat-0sifatnya dan jumlaha tersebut terus
bertambah. Protein besar peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam
sistem biologis.
Alat pengangkut dan alat penyimpan
Banyak
molekul dengan Berat molekul serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan
oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengankut oksigen dalam
eritosit, sedang mioglobin mengankut oksigwn dalam otot. Ion besi diangkut
dalam plasma darah oleh transferin dan disimpan dalam hati sebagai kompleks
dengan feritin, suatu protein yang berbeda dengan transferin.
Pengatur pergerakan
Protein
merupakan komponen utama daging; gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul
protein yang saling bergeseran. Pergerakan flagella sperma disebabkan oleh
protein.
Penunjang mekanis
Kekuatan
dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu protein
berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.
Pertahanan tubuh/Imunisasi
Pertahanan
tubuh biasanya dalam bentuk antibody, yaitu suatu protein khusus yang dapat
mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh
seperti virus, bakteri, dan sel-sel asong lain. Protein dapat membedakan
benda-benda yang menjadi anggota tubuh dengan benda-benda asing.
Media perambatan impuls syaraf
Protein
yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk resepotr; misalnya rodopsin, suatu
protein yang bertindak sebagai reseptor/penerima warna atau cahaya pada sel-sel
mata.
Pengendalian pertumbuhan
Protein
ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi
fungsi-fungsi bagain DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan.
Asam Amino
Asam
amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil
(-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya
dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom
C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus
amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat
amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada
larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion.
Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah
satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Struktur Asam Amino
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C
yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom
hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus
atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan
penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung
dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini,
senyawa tersebut merupakan asam α-amino.
Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai
samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam
amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik
jika nonpolar.
Asam Amino sendiri di bagi menjadi
3 jenis :
1. Asam amino essensial.
Asam
amino esensial adalah asam amino yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh,
sehingga harus didapat dari konsumsi makanan.
Jenis-jenis asam amino essensial :
Leucine (BCAA = Branched-Chain
Amino Acids = Asam amino dengan rantai bercabang)
-
Membantu mencegah penyusutan otot
-
Membantu pemulihan pada kulit dan tulang
Isoleucine (BCAA = Branched-Chain
Amino Acids = Asam amino dengan rantai bercabang)
-
Membantu mencegah penyusutan otot
-
Membantu dalam pembentukan sel darah merah
Valine (BCAA = Branched-Chain Amino
Acids = Asam amino dengan rantai bercabang)
-
Tidak diproses di organ hati, dan lebih langsung
diserap oleh otot
-
Membantu dalam mengirimkan asam amino lain
(tryptophan, fenilalanin) ke otak.
Lycine
-
Kekurangan lycine akan mempengaruhi pembuatan
protein pada otot dan jaringan penghubung lainnya
-
Bersama dengan Vitamin C membentuk L-Carnitine
-
Membantu dalam pembentukan kolagen maupun
jaringan penghubung tubuh lainnya (cartilago dan persendian)
Tryptophan
-
Pemicu serotonin (hormon yang memiliki efek
relaksasi)
-
Merangsang pelepasan hormon pertumbuhan
Methionine
-
Prekusor dari cysteine dan creatine
-
Menurunkan kadar kolestrol darah
-
Membantu membuang zat racun pada organ hati dan
membentuk regenerasi jaringan baru pada hati dan ginjal
Threonine
-
Salah satu asam amino yang membantu
detoksifikasi
-
Membantu pencegahan penumpukan lemak pada organ
hati
-
Komponen penting dari kolagen
-
Biasanya kekurangannya diderita oleh vegetarian
Phenylalanine
-
Prekursor untuk tyrosine
-
Meningkatkan daya ingat, mood, fokus mental
-
Digunakan dalam terapi depresi
-
Membantu menekan nafsu makan
2. Asam amino nonessendial.
Asam
amino non-esensial adalah asam amino yang bisa diprosuksi sendiri oleh tubuh,
sehingga memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah dibandingkan dengan asam
amino esensial.
Jenis-jenis asam amino
non-essensial :
Aspartic Acid
-
Membantu mengubah karbohidrat menjadi energy
-
Membangun daya tahan tubuh melalui
immunoglobulin dan antibodi
-
Meredakan tingkat ammonia dalam darah setelah
latihan
Glyicine
-
Membantu tubuh membentuk asam amino lain
-
Merupakan bagian dari sel darah merah dan
cytochrome (enzim yang terlibat dalam produksi energi)
-
Memproduksi glucagon yang mengaktifkan glikogen
-
Berpotensi menghambat keinginan akan gula
Alanine
-
Membantu tubuh mengembangkan daya tahan
-
Merupakan salah satu kunci dari siklus glukosa
alanine yang memungkinkan otot dan jaringan lain untuk mendapatkan energi dari
asam amino
Serine
-
Diperlukan untuk memproduksi energi pada tingkat
sel
-
Membantu dalam fungsi otak (daya ingat) dan syaraf
3.
Asam amino essensial bersyarat.
Asam amino esensial bersyarat adalah kelompok asam
amino non-esensial, namun pada saat tertentu, seperti setelah latihan beban
yang keras, produksi dalam tubuh tidak secepat dan tidak sebanyak yang
diperlukan sehingga harus didapat dari makanan maupun suplemen protein.
Jenis-jenis asam amino essensial
bersyarat :
Arginine (asam amino essensial
untuk anak-anak)
-
Diyakini merangsang produksi hormon pertumbuhan
-
Diyakini sebagai pemicu Nitric Oxide (suatu
senyawa yang melegakan pembuluh darah untuk aliran darah dan pengantaran
nutrisi yang lebih baik) dan GABA
-
Bersama glycine dan methionine membentuk
creatine
Histidine (asam amino essensial
pada beberapa individu)
-
Salah satu zat yang menyerah ultraviolet dalam
tubuh
-
Diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan
sel darah putih
-
Banyak digunakan untuk terapi rematik dan alergi
Cystine
-
Mengurangi efek kerusakan dari alkohol dan asap
rokok
-
Merangsang aktivitas sel darah putih dalam
peranannya meningkatkan daya tahan tubuh
-
Bersama L-Aspartic Acid dan L-Citruline
menetralkan radikal bebas
-
Salah satu komponen yang membentuk otot jantung
dan jaringan penyambung (persendian, ligamen, dan lain-lain)
-
Siap diubah menjadi energi
-
Salah satu elemen besar dari kolagen
Glutamic Acid (Asam Glutamic)
-
Pemicu dasar untuk glutamine, proline,
ornithine, arginine, glutathine, dan GABA
-
Diperlukan untuk kinerja otak dan metabolisme
asam amino lain
Tyrosine
-
Pemicu hormon dopamine, epinephrine,
norepinephrine, melanin (pigmen kulit), hormon thyroid
-
Meningkatkan mood dan fokus mental
Glutamine
-
Asam amino yang paling banyak ditemukan dalam
otot manusia
-
Dosis 2 gram cukup untuk memicu produksi hormon
pertumbuhan
-
Membantu dalam membentuk daya tahan tubuh
-
Sumber energi penting pada organ tubuh pada saat
kekurangan kalori
-
Salah satu nutrisi untuk otak dan kesehatan
pencernaan
-
Mengingkatkan volume sel otot
Taurine
-
Membantu dalam penyerapan dan pelepasan lemak
-
Membantu dalam meningkatkan volume sel otot
Ornithine
-
Dalam dosis besar bisa membantu produksi hormon
pertumbuhan
-
Membantu dalam penyembuhan dari penyakit
-
Membantu daya tahan tubuh dan fungsi organ hati
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang
penting perananya dalam makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara
garis besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan
struktural dan sebagai mesin yang bekerja pada tingkat molekular. Protein ini
terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain
sehingga menyerupai batang yang kaku.
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur
primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan
kuartener (tingkat empat). Struktur primer protein merupakan urutan asam amino
penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara
itu, struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai
rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen.
B. Saran
Dalam penyusunan
makalah ini, penulis menggunakan sumber yang cukup mendasar bagi judul makalah ini. Selain itu, bentuk
pemaparan dan penjelasannya menggunakan metode pendeskripsian dan argumentasi
untuk masalah yang dituangkan dalam makalah ini. Penggunaan gaya bahasa yang
mudah dipahami membuat sebuah kajian baru dalam menyelesaikan suatu studi
kasus.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan
inspirasi dan kritik dari para pembaca dalam hal membantu menyempurkan makalah
ini. Untuk terakhir kalinya penulis berharap agar dengan hadirnya makalah ini
akan memberikan sebuah perubahan khususnya dunia pendidikan, dalam mengetahui
tentang struktur dan fungsi protein bagi kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
http://dauzbiotekhno.blogspot.com/2012/10/makalah-protein.html (diakses tanggal 10 Januari 2013)
Anonim, (2010),
Makalah analisa protein metode kjeldahl, http://chemistryismyworld.blogspot.com (diakses tanggal 10
Januari 2013)
Khopkar, S.M.,
(2002), Konsep Dasar Kimia Analitik, UI
Press, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar